Makna Kebangkitan Nasional 1908
1.
Sejarah Lahirnya Kebangkitan Nasional
Sejarah
kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Secara
harfiah, kata Budi dalam Budi Utomo artinya perangai atau tabiat, sedangkan Utomo
berarti baik atau luhur. Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia . jadi, Budi
Utomo dimanai sebagai wadah untuk anggotanya mencapai suatu keluhuran budi,
kebaikan perangai atau tabiat. Terbentuknya organisasi budi utomo atas ide atau
gagasan dr. Wahidin Sudirohusodo.
Adapun susunan pengurus Budi Utomo yang didirikan
pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai berikut.
- Ketua : R. Sutomo
- Wakil ketua : M. Sualeman
- Sekertaris 1 : Suwarno
- Sekertaris 2 : M. Suwarno
- Bendahara : R. Angka
- Komisaris : M. Suwarno dan Muhammad Saleh
Tujuan
utama organisasi Budi Utomo adalah kemajuan bagi Hindia Belanda dalam bidang
pengajaran dan pendidikan. Tujuan tersebut, ingin dicapai dengan usaha-usaha,
sebagai berikut:
a)
Meningkatkan derajat dan martabat bangsa
Indonesia dengan jalan memajukan pendidikan dan pengajaran.
b)
Meningkatkan ekonomi rakyat dan
mempererat kehidupan soaial.
c)
Memajukan teknik dan industry.
d)
Menghidupkan kembali kebudayaan .
Keunggulan dibentuknya organisasi Budi Utomo bagi
bangsa Indonesia adalah meningkatnya kualitas penduduk di Indonesia karena
organisasi ini melaksanakan pembelajaran bahasa Belanda. Namun pada awal
pembentukan Budi Utomo, organisasi ini memiliki berbagai kendala yaitu,
a. Pembatasan anggota
Budi Utomo hanya untuk masyarakat jawa dan madura
b. Tidak menampuri
urusan politik
Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat
kepemimpinan Pangeran Noto Dirdjo. Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda
yang sangat properjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata
“ politik “ ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnya pengertian
mengenai “ tanah air Indonesia “ makin lama makin bisa diterima dan masuk ke
dalam pemahaman orang jawa. Maka munculah Indische Partij yang sudah lama
dipersiapkan oleh Doues Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat
politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya “
tanah air “ ( Indonesia ) adalah segala- galanya.
Soewardi Suryaningrat ( yang kemudian bernama ki
hajar dewantara ) menulis sebuah artikel yang berjudul “ ALS Ik
Nederlandder Was “ yang artinya “
seandainya saya seorang belanda “, yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang
sangat pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itupula yang menjebloskan dirinya
bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh pemerintah
Hindia Belanda. Namun, sejak itu Budi Utomo tampil sebagai motor politik di
dalam pergerakan orang- orang pribumi.
Kongres Budi Utomoyang pertama berlangsung di Yogyakarta
pada tanggal 3 Oktober – 5 Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang,
yaitu Bogor, Bandung, Yogya 1, Yogya 2, Mangelang, Surabaya, Batavia. Susunan
pengurus pada kongres ini sebagai berikut.
Ketua : Raden Tumenggung Aryo Tirtokusumo ( bupati
karanganyar )
Wakil ketua : Wahidin Sudiro Husodo
Sekretaris 1 : Mas
Ngabei Dwidjosewojo
Sekretaris 2 : Raden Sastrosugondo
Bendahara :
Raden Mas Panji Gondoatmodjo
Komisaris : Raden Mas Arjo Surdiputro, R.M. Panji
Gondosumarjo, R. Djojosubroto, dan Tjipto Mangunkusumo.
Dalam kongres yang pertama berhasil diputuskan
beberapa hal berikut.
a) Membatasi
geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura
b) Tidak
melibatkan diri dalam politik
c) Bidang
kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya
d) Menyusun
pengurus besar organisasi yang diketuai oleh RT. Tirtokusumo
e) Merumuskan
tujuan Budi Utomo, yaitu kemajuan yang selaras untuk bangsa dan negara.
Terpilihnya RT.
Tirtokusumo sebagai ketua dimaksudkan agar memberikan kekuatan pada Budi Utomo.
Dalam perkembanganya, ditubuh Budi Utomo muncul dua aliran yaitu,
1. Pihak kanan,
berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak
bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah
saja.
2. Pihak kiri, yang
jumlahnya lebih kecil terdiri atas kaum muda berkeinginan kearah gerakan
kebangsaan yang demokratis, ,lebih memperhatikan nasib rakyat yang menderita.
Sejak perang dunia ke I
tahun 1914, budi utomo mulai terjun dalam bidang politik. Hal ini dapat dibuktikan
dengan peristiwa sebagai berikut.
a. Dalam rapat umum
Budi Utomo di Bandung tanggal 5 – 6 Agustus 1915 menetapkan mosi agar dibentuk
milisi bagi bangsa Indonesia, namun melalui persetujuan perlemen. Pembentukan
milisi berhubunga dengan perang dunia I tahun 1914. Meskipun Belanda dan Hindia
Belanda ( Indonesia ) tidak terlibat perang dunia I ancaman peperangan
berpengaruh terhadap penduduk belanda di Hindia Belanda. Kehawatiran bukan
berasal dari tentara jerman, namun intervensi pasukan jepang.
b. Budi Utomo menjadi bagian
dalam komite “ Indieweerbaar “, yaitu misi ke Negara Belanda dalam rangka untuk
pertahanan Hindia Belanda. DjiDjosewoyo sebagai wakil Budi tomo dalam misi
tersebut berhasil mengadakan pendekatan-pendekatan dengan penjabat belanda
meski UU wajib militer atau pembentukan suatu milisi gagal dipenuhi pemerintah
Belanda, ternyata parlemen belanda menyetujui pembentukan Volksraad ( dewan
rakyat ) bagi Hindia Belanda.
Beberapa bentuk peran
Budi Utomo sebagai berikut :
1. Melancarkan isu
pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain
2. Menyokong gagasan
wajib militer pribumi
3. Mengirimkan komite Indieweerbaar
ke belanda untuk pertahanan hindia
4. Ikut duduk dalam Volkstraad
( dewan rakyat )
5. Membentuk Komite
Nasional untuk mnghadapi pemilihan anggota Volkstraad.
Pada kongres Budi Utomo
tahun 1923 dususlkan adanya asas non kooperatif, namun ditolak oleh sebagian
peserta kongres. Penolakan ini disebabkan para anggota dan pengurus Budi utomo
mayoritas pegawai pemerintah sehingga akan menyulitkan posisi mereka. Dr.
Sutomo yang tidak puas dengan Budi Utomo pada tahun 1924 mendirikan
Indonesische Studieclub di Surabaya. Penyebabnya adalah asas kebangsaan Jawa
dari Budi Utomo sudah tidak relavan dengan perkembangan rasa kebangsaan yang
menuju sifat nasional.
Budi Utomo
lahir dari diskusi yang sering dilakukan di perpustakaan School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen ( STOVIA )
oleh bebrapa mahasiswa, antara lain Sutomo, Gunawan, Mangunkusumo, Cipto
Mangunkusumo, dan RT. Ario Tirtokusumo.
Organisasi Budi Utomo adalah sebuah organisasi
yang pertama didirikan di Indonesia yang membela kepentingan rakyat dan
berjuang demi mendapatkan keadilan bagi masyarakat Indonesia. Namun, pada tahun
1927 Budi Utomo masuk dalam PPPKI ( pemufakatan perhimpunan- perhimpunan
politik kebangsaan Indonesia ) yang dipelopori Ir. Soekarno. Meskipun demikian
Budi Utomo tetap eksis dengan asas kooperatifnya. Pada tahun 1928 Budi Utomo
mendapat asas perjuangannya yaitu : Medewerking Tot De Verwezenlijking Van de
Indonesiasche Eenheidsgedachte ( ikut berusaha untuk melaksanakan cita- cita
persatuan Indonesia ). Hal ini sebagai isyarat bahwa Budi Utomo menuju
kehidupan yang lebih luas yaitu dengan meliputi seluruh Indonesia. Usaha ini
diteruskan dengan mengadakan fusi bersama PBI ( persatua bangsa Indonesia )
suatu partai pimpinan dokter sutomo. Fusi ini terjadi pada tahun 1935, hasil
fusi yaitu melahirkan parindra ( partai Indonesia raya ),berakhirlah riwayat
Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan pertama di Indonesia.
2.
Makna Kebangkitan Nasional
Kebangkitan
Nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan,
dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan republic
Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul dalam penjajahan. Yang merupakan
momentum dari perjuangan yang tidak terorganisir menjadi terorganisir, dari
perjuangan yang tidak terencana menjadi terencana, perjuangan yang sifatnya
kedaerahan menjadi nasional, dari bangsa yang tidak berparlemen menjadi yang
berparlemen.
Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa
Indonesia yang harus dipelajari, dipahami, yang selanjutnya dijadikan inspirasi
dalam pejalanan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita- cita hidup berbagsa.
Kebangkitan Nasional lah yang telah berhasil menghantarkan rakyat Indonesia
kepada proses formasi bangsa yang berpuncak pada Proklamasi 17 Agustus 1945.
Kebangkitan tersebut melahirkan bangsa Indonesia
yang bersatu yang merdeka dan berdaulat di tanah airnya. Sehingga kebangkitan
nasional dimaknai sebagai kebangkitan nasional sendiri yang sebenarnya lebih
pada perekatan persatuan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia. Semangat
akan persatuan dan kesatuan diwujudkan dengan ikrar sumpah pemudaa yang
dilakukan pemuda untuk berjuang mencapai kemerdekaan. Sehingga peringatan
kebangkitan nasioal ini menjadi titik awal dalam membangun kesadaran untuk
bergerak mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dan bertujuan
dapat meningkatkan persatuanan kesatuan bangsa Indonesia.
3.
Faktor- faktor yang mendorong lahirnya Kebangkitan Nasional
Factor- factor yang mendorong Kebangkitan Nasional
ada dua macam yakni,
1. Fakto
Intern ( dalam negeri )
a. Penjajahan yang mengaakibatkatkan penderitaan
rakyat Indonesia
b. Kenangan akan kejayaan masa lalu
c. Lahirnya kelompok pelajar yang memperoleh
pendidikan barat dan islam dari luar negeri
d. Lahirnya kelompok terpelajar islam yang
menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian besar penduduknya beragama
islam
e. Menyebarkan paham- paham baru yang ada dilahir eropa,
seperti demokrasi, liberalism, sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (
Indonesia ) yang dilakukan oleh kalangan terpelajar
f. Muncul dan berkembangnya semangat persamaan
derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang
sifatnya nasional.
2. Faktor
eksternal ( luar negeri )
a. Munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat
kebangsaan, nasional dan senasib, serta keinginan untuk mendirikan negara
berdaulat dari seluruh negara- negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika
Latin pada akhir abd ke- 19 dan awal abad ke- 20.
b. Fase tumbuhnya antiimperalisme tersebut
berkembang bersama dengan dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang
memperoleh pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman
tentang ide baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di eropa.
c. Perang dunia I telah menyadarkan bangsa- bangsa
terjajah bahwa negara- negara imperalis telah berperang di antara mereka
sendiri. Perang tersebut merupakan perang merebutkan daerah. Tokoh- tokoh
pergerakan nasional di Asia, Afrika, dan Amerika Latin menyadari bahwa saatnya
untuk melakukan perlawanan terhadap mereka.
d. Munculnya rumusan damai penentuan nasib sendiri,
sehingga tokoh- tokoh pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan perjuangan
mewujudkan kemerdekaan.
e. Konflik tentang ideologi negara yang terjadi yang
terjadi antara negara penjajah telah memberikan dorongan bangsa- bangsa
terjajah melawan kapitalisme dan imperialism barat.
f. Munculnya nasionalisme di Asia dan negara- negara
jajahan lainnya telah mengilhami atau memebrikan petunjuk tokoh- tokoh
pergerakan nasional untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.
g. Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905
telah memberikan keyakinan bagi tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit
putih Eropa dapat dikalahkan oleh kulit berwarna Asia.
h. Model pergerakan nasional yang dilakukan di
Tiongkok berhasil menginspirasi bagi kalagan terpelajar Indonesia bahwa
imperalismebelanda dapat dilawan melalui organisasi modern dengan cara
memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik bangsa Indonesia
terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
Menurut Usmaun, tumbuhnya kesadaran bangsa Indonesia
dipercepat oleh factor- factor sebagai berikut.
a. Perlawanan negara filiphina terhadap spanyol
tahun 1989
b. Kemenangan jepang atas rusia tahun 1885
c. Kegiatan partai kongres di India melawan inggris
tahun 1885
d. Bangkitnya Kemal Pasha di Turki tahun 1881
e. Keberhasilan dr. Sun Yat Sen dalam mendirikan
Republik Tiongkok tahun 1911
f. Pecahnya perang dunia I
g. Didirikannya Volksraad ( DPR ) oleh belanda tahun
1911
4.
Organinsasi- organisasi pergerakan nasional
Era pergerakan nasional merupakan era yang penting bagi sejarah
kemerdekaan Indonesia. Pergerakan meliputi segala macam aksi dengan “
organisasi modern” untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan.
Pernggunaan organisasi modern ini menunjukkan adanya perbedaan dengan upaya
melawan penjajah sebelum tahun 1908.
Sejarah pergerakan nasional yang dimulai dari
berdirinya Budi Utomo sampai dengan tercapainya kemerdekaan 1945 dapat dibagi
menjadi beberapa masa ,sebagai berikut,
a. Masa awal perkembangan, yang ditandai berdirinya
organisasi, seperti Budi Utomo, Serekat Islam, dan Indische Partij
b. Masa radikal, ditandai dengan berdirinya Partai Komunis
Indonesia ( PKI ), Partai Nasional Indonesia ( PNI ), dan Perhimpunan Indonesia
( IP ).
c. Masa bertahan, ditandai dengan berdirinya fraksi
nasional, petisi sutardjo, dan gabungan politik Indonesia ( GAPI )
selain Budi Utomo, organisasi- organisasi pergeraan
nasional yang perlu kita pelajari sebagai berikut,
1. Sarekat Islam ( SI )
Pada tahun 1911 berdiri Sarekat Dagang Islam ( SDI )
di Solo yang didirikan oleh H. Saman Hudi, seorang pedagang batik dari Lawean
Solo. Adapun tujuan sarekat dagang islam yaitu :
a. Memajukan perdagangan
b. Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan
dalam bidang usaha ( permodalan )
c. Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk
asli
d. Memajukan kehidupan agama islam
Pada
tahun 1914 telah berdiri 56 sarekat islam lokal yang diakui sebagai badan
hukum. Pad tahun 1915 berdirilah
Central Sarekat Islam (CSI) di Surabaya. Pada tanggal 17-24 Juni 1916 diadakan
kongres SI nasional pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam
local dengan anggota 360.000 orang anggota.
Dalam kongres tersebut, telah disepakati istilah “
nasional “, dimaksudkan bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh
lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu bangsa. Sifat Sarekat Islamyang
demokratis dan berani serta
berjuang terhadap kapitalisme
untuk kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang
tergabung dalam Indische Social Demotrtische Vereeniging (ISDV) Pimpinan Sleeviet
(Belanda) , Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin(Indonesia). Jadi itulah
sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok
berikut ini :
- Kelompok nasionalis religious (nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan sarekat islam putih dengan akses perjuangan islam di bawah pimpinan H.O. S. Cokroaminoto.
- Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama sarekat islam merah dengan halua sosialis kiri dibawah pimpinan Semaun dan Darsono .
B. Indische Partij ( IP )
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25
Desember 1912 oleh Tiga Serangkai ,yakni Douwes Dekker ( setyabudi Danudirjo), Dr. CIPTO Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara). Organisasi ini memprnyuai cita-cita
untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia
asli maupun golongan indo, tiongkok, arab, dan sebagainya. Cita-cita indische
partij banyak disebarluaskan melalui surat kabar De EXPRESS. Selain itu, juga
disusun program kerja, sebagai berikut :
1) Meresapkan
cita-cita nasional hindia (Indonesia)
2) Memberantaskan
kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan maupun
kemasyarakatan.
3) Memberantas
usaha usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang
lain.
4) Memperbesar
pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan.
5) Berusaha
untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
6) Dalam
hal pengajaran, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia
dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Indhische Partij merupakan organisasi politik di
Indonesia dengan haluan koperasi. Dalam waktu yang singkat telah mempunyai 30
cabang dengan anggota lebih kurang 7000 orang yang kebanyakan orang Indo.
C. Trikoro Dharmo
Gerakan pemuda Indonesia, sebenarnya telah dimulai
sejak berdirinya Budi Utomo, namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah
diambil oleh golongan tua sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari
organisasi tersebut. Baru beberapa tahun
kemudian, tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo
yang diketuai oleh R. Satiman Wiryosanjoyo. Tujuan dibentuknya perkumpulan ini
yaitu sebagai berikut.
1. Mempererat tali persaudaraan antar siswa- siswi
Bumi Putra pada sekolah pada sekolah menegah dan perguruan kejuruan.
2. Menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya
3. Memebangkitkan dan mempertajam peranan untuk
segala bahasa dan budaya
Sejalan dengan itu muncullah beberapa organisasi
yang baru seperti Jong Jawa, jong Sumatra Bond, Pasundan, Jong Minahasa dll.
Namun, pada dasarnya organisasi tersebut masih
bersifat kedaerahan tetapi semuanya mempunyai cita- cita kearah kemajuan
Indonesia.
D. Taman Siswa
Pada tanggal 3 juli 1922 Suwardi Suryaningrat ( KI.
Hajar Dewantara ) berhasil mendirikan perguruan taman siswa di Yogyakarta.
Sekolah Taman siswa ini dijadikan sarana
untuk menyampaikan ideology nasionalisme, kebudayaan, perkembangan politik, dan
digunakan juga untuk mendidik calon- calon pemimpin bangsa yang akan datang.
Pendidikan di taman siswa dilakukan dengan siste “
among “ dengan pola belajar “ asah, asih, dan asuh”. Dalam hal ini diwajibkan
para guru untuk bersikap dan berperilaku “ sebagai pemimpin “ yakni di depan
memberi contoh, ditengah dapat memberikan motivasi, dan dibelakang dapa
memberikan pengawasan yang berpengaruh. Prinsip inilah yang kemudian dikenal
dengan pola kepemimpinan “ ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani”. Berkat jasa dan perjuangannya akhirnya setiap tanggal 2 mei
ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional.
E. Partai Nasional Indonesia ( PNI )
Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada
tanggal 4 juli 1927oleh 8 pemimpin yakini, yaki dr. Cipto Mangunkusumo, Ir.
Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Buiarto, Dr. Samsi, dan Ir.
Soekarno sebagai ketuannya. Tujuan
dibentuknya PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangan
nonkooperasi. Progam kerja yang dibentuk ole PNI adalah sebagai berikut.
- Usaha politik, contohnya seperti memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme)
- Usaha ekonomi, contohnya seperti memajukan perdagangan pribumi
- Usaha sosial, contohnya seperti meningkatkan derajat kaum wanita
ARTI
PENTING KEBANGKITAN NASIONALDALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN
1. Tahapan
nasionalisme dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
Dalam
perkembangannya ada 5 tahap perkembangan nasionalisme di Indonesia, yaitu
a) Masa
perintis (sebelum tahun 1968) masa ini ditandai dengan muculnya pergerakan budi
utomo pada tanggal 20 mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai hari
kebangkitan nasional
b) Masa
penegas (1928) masa ini ditandai dengan adanya peristiwa sumpah pemuda pada
tahun 1928. Peristiwa ini menegaskan perlu satu bangsa, satu tanah air, satu
bahasa, yaitu INDONESIA
c) Masa
pencoba (1938) pada tahun 1938, organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung
dalam GAPI (Gabungan politik Indonesia) mengusulkan Indonesia berpartemen,
namun perjuangan menuntut kemerdekaan tersebut belum berhasil
d) Masa
pendobrak (1965) pada masa ini telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan
menghasilkan kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejak saat itu, rasa nasionalisme telah mendasari terbentuknya negara
kebangsaan Indonesia yang modern
e) Masa
pelaksana . Masa ini adalah masa saat dimana untuk mengisi dan mempertahankan
kemerdekaan. Dalam masa ini, bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari
berbagai bentuk keterbelakangan dan ketertinggalan dalam berbagai bidang.
2. Arti
penting kebangkitan nasional dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
Era
kebangkitan nasional diawali oleh berdirinya Budi Utomo. Ide dasar Budi Utomo
adalah memajukan bangsa dan menumbuhkan semangat nasionalisme melalui jalur
pendidikan. Kelahiran Budi Utomo dianggap sebagai dimulainya kebangkitan
nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan
perjuangan sebelumnya. Ciri-ciri perjuagan bangsa Indonesia setelah tahun 1908
sebagai berikut :
a. Perjuangan
dilakukan dengan menggunakan organisasi
b. Para
pemimpin berasal dari kaum intelektual
c. Rasa
persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh
3.
Terbentuknya Kesadaran Nasional
Politik awal abad ke- 20 membawa dampak munculnya “
Priyai Jawa Barun” yang memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah kunci
kemajuan. Politik etis dikenal dengan istilah Trilogi Van Denventer. Berikut
adalah isi dari Trilogi Van Dventer :
a. Pendidikan dilaksanakan hanya untuk menghasilkan
tenaga kerja terdidik bagi Belanda
b. Pengairan dilaksanakan hanya unutuk mengairi
sawah yang disewa oleh pengusaha Belanda
c. Perpindahan penduduk dilaksanakan hanya untuk
tenaga kerja yang dipekerjakan di perkebunan Belanda di luar Jawa.
Kemudian golongan terpelajar menacari cara untuk
mempercepat proses tercapainya nasionalisme Indonesia perlu dibentuk organisasi
modern sebaga wadah perjuangan. Mereka telah menemukan kesalahan sejarah
bangsanya dalam menghadapi Belanda, seperti berikut.
1. Perjuangan masih
bersifat kedaerahan
2. Terlalu berpusat
mengantungkan diri pada seorang pemimpin
3. Tidak terorganisasi
4. Tujuan tidak jelas
Pergerakan Nasional itu mempunyai sifat atau ciri-
ciri perjuangan yang berbeda dengan perjuangan bangsa Indonesia sebelumnya.
Ciri pergerakan nasional, sebagai berikut.
a. Pergerakan bersifat kebangsaan
b. Pergerakan menggunakan system organisasi teratur dan tidak terpusat
pada
pemimpin
c. Pergerakan
dilakukan oleh pelajar yang berpandangan jauh ke depan
d. Perjuangan
tidak bersifat fisik atau mengangkat senjata namunberupa gerakan
pendidikan ekonomi
dan politik.
Adapun peranan golongan terpelajar, professional,
dan pers dalam menumbuhkembangkangkan kesadaran nasional Indonesia, yaitu.
a. Peranan kaum terpelajar dan kaum profesinal.
Para kaum
peljar yang terpelajar membentuk berbagai organisasi sebagai berikut.
1)
Budi Utomo
2)
Indische Partij
3)
Perhimpunan Indonesia
4)
Partai Komunis Indonesia
5)
Partai Nasional Indonesia
b. Peranan pers
Pers
sangat penting karena dapat mempengaruhi pendapat dan mendorong terjadinya
perubahan dalam masyarakat menjadi sarana propaganda yang efektif
Hal ini dipengaruhi oleh pperkembangnya alat komunikasi
yang semakin canggih.
a) Pers
dan pergerakan nasional
b) Pers
dan peranan kaum terpelajar
4. Nilai dan
Semangat Nasionalisme dan Patriotisme di era Kebangkitan Nasional
Semanngat kebangkitan nasional dapat
diwujudkan adanya sikap nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan sehari-
hari.
a)
Semangat Nasionalisme
Nasionalisme adalah
perasaan satu keturunan, senasib, dan sejiwa dengan bangsa dan tanah airnya.
Nasionalisme atau kesadaran nasional dapat juga dapat diartikan sebagai
kesadaran keanggotaan suatu bangsa yang secara bersama- sama mencapai,
mempertahankan, dan mengisi kekuatan bangsa itu. Nasionalisme dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu
1. Nasionalisme dalam arti luas adalah
perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tidak
memandang bangsa lain lebih rendah derjatnya
2. Nasinalisme dalam
arti sempit adalah perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya
secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.
Dalam membina
nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan, chauvinisme, ektremisme, dan
kedaulatan yang sempit.
b)
Semangat Patriotisme
Patriotisme diartikan
sebagai semangat atau jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban
untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Kecintaan terhadap tanah air tidak
hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam
mengisi kemerdekaan. Ciri- ciri patriotisme adalah
1)
Cinta tanah air
2)
Rela berkorban untuk nusa dan bangsa
3)
Menempatkan persatuan, kesatuan dan
keslamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi
4)
Tidak kenal menyerah
5)
Bangga sebagai bangsa Indonesia
PERAN
TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL DALAM
PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDOESIA
1.
Peran
tokoh kebangkitan nasional Indonesia
a. Wahidin Sudirohusodo
Wahidin Sudirohusosdo lahir pada tanggal 7
januari 1852 di sleman Yogyakarta. Sebagai dokter Wahidin sering mengobati rakyat tanpa
memungut bayaran. Wahidin Sudirohusodo adalah salah satu pelapor pergerakan
nasional, pendiri organisasi Budi Utomo dan tokoh yang memberi inspirasi terhadap perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Dan beliau meninggal pada tanggal 26 mei 1917 di Jakarta.
b. Sutomo
Pada saat belajar di STOVIA ( sekolah dokter) ia sering
bertukar pikiran dengan pelajar lain tentang penderitaan rakyat akibat
penjajahan Belanda. Akhirnya, tanggal 20 mei 1908 para pelajar STOVIA mendirikan Budi Utomo yang diketuai Sutomo. Pada tahun 1924 Sutomo
mendirikan Indonesische Studie Club ( ISC, sekarang PBI) yang merupakan wadah bagi kaum terpelajar
Indonesia. Dibawah pimpinan Sutomo, PBI cepat berkembang. Sementara itu,
tekanan tekanan dari pemerintahan Belanda terhadap pergerakan nasional semakin
keras. Karena itu, pada bulan Desember1935 Budi Utomo dan PBI digabungkan
menjadi satu dengan nama partai Indonesia Raya (parindra), dan Parindra
berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka
c. Ki Hajar Dewantara
Ki hajar dewantara
lahir tanggal 2 mei yang diperingati sebagai
hari pendidikan nasional. Beliau juga mendirikan perguruan taman siswa
sehingga diberi julukan sebagai bapak
pendidikan nasional. Selain itu, beliau juga turut serta dalam pendirian
Budi Utomo. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar dokter kehormatan dari Universitas
Gajah Mada. Ki hajar Dewantara meninggal di Yogyakarta tanggal 26 april 1959.
d. Ernest Douwes Dekker.
Asal DOUWES Dekker tak
sepenuhnya berdarah Indonesia, namun dengan segenap jiwa dan raga berjuang demi pergerakan nasional Indonesia. Douwes dekker menilai bahwa organisasi Budi Utomo
terbatas pada bidang seni budaya saja. Maka dari itu, Douwes Dekker mendirikan
organisasi politik, indische partij pada tahun 1912. Indische Partij aktif
dalam berbagai organisasi internasional, seperti liga penentang inperealisme dan penindasan, serta liga
demokrasi internasional untuk menarik
perhatian dunia internasional.
Douwes Dekker menccurahkn pikiran dan
tenaganya hanya demi memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
c. Cipto Mangunkusumo
Cipto mangunkusumo
lahir pada tahun 1883 di Jepara. Bersama Erness Douwes Dekker dan Ki Hjar
Dewantara mendirikan partai nationale indische partij. Pada tahun 1918
pemerintahan hindia belanda volksraad dan cipto mangunkusumo terpilih menjadi
salah satu anggota Volksraad. Sebagai anggota Volksraad, sikap Cipto
Mangunkusumo tidak berubah, maka pada tahun 1920 mengusir Cipto Mangunkusumo
keluar Jawa. Pada tahun 1927, belanda menganggap Cipto Mangunkusumo terlibat
dalam upaya abotase sehingga membuangnya ke banda meyra, dan dipindahkan ke
Makassar, lalu ke Suka Bumi pada tahun 1940. Dan pada akhirnya, ia dipindahkan
lagi ke Jakarta. Dokter Cipto Mangunkusumo meninggal pada tanggal 8 maret 1943
di Jakarta.
2. Menerapkan
Semangat
Nasionalisme Dalam Kehidupan Sehari- hari
a.
Kehidupan keluarga
1)
Menonton film-film perjuangan yang
diputar di televisi
2)
Membaca buku buku yang bertemakan perjuangan
3)
Mengibarkan bendera merah putih didepan
rumah pada hari besar nasional dengan baik dan benar
4)
Menjaga nama baik keluarga
b.
Kehidupan Sekolah
1)
Melaksanakan upacara dilingkungan
sekolah secara hitmad
2)
Menghayati
dan memahami makna lagu lagu perjuangan
3)
Mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan
nilai- nilai kepahlawanan.
4)
Menjaga kebersihan dan ketertiban
sekolah
c.
Kehidupan Bermasyarakat
1)
Melaksanakan upacara hari besar
nasional, seperti hari kemerdekaan Indonesia, kebangkitan nasional, dan hari
pahlawan.
2)
Mengamalkan sikap kesetiakawanan
nasional di lingkungan sekitar.
3)
Memelihara kerukunan dengan sesama warga
masyarakat.
4)
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
3. Menerapkan
semangat nasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan
a. Bidang Politik
1. Senantiasa
memelihara dan meningkatkan persatuan
dan kesatuan Indnesia
2. Melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945
3. Mendukung dan
melaksanakan kebijakan pemerintahan
b. Bidang Ekonomi
1. Mencintai dan
memakai produk dalam negeri
2. Mengembangkan
koperasi sebagai usaha bersama
3. Tidak melakukan
politik monopoli
4. Mengembangkan
kegiatan usaha produktif
5. Meningkatkan
kemampuan manajemen dan kepemimpinan
c. Bidang Hukum
1. Mematuhi hukum dan
norma yang berlaku di masyarakat
2. Menjunjung tinggi
asas praduga tak bersalah
3. Tidak main hakim
sendiri
4. Berani dan wajib
menjadi saksi di pengadilan demi kebenaran
d. Bidang Sosial Budaya
1. Menjaga kelestarian
budaya daerah
2. Membantu dan
menolong orang yang terkena musibah
3. Menerima pengaruh
budaya asing yang dapat memajukan kebudayaan nasional
4. Menyaring masuknya
budaya asing yang tidak jelas manfaatnya bagi kemajuan bangsa
e. Bidang Pertahanan dan Keamanan
1. Menjaga keamanan
lingkungan
2. Membantu aparat
dalam menjaga keamanan
3. Menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat
4. Menjauhi paham kedaerahan
yang sempit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar