Sabtu, 10 Februari 2018

Puisiku

CONTOH KUMPULAN PUISI TEMA KEHIDUPAN 

Image result for kumpulan puisi tentang atau tema kehidupan 

 
GELISAH
Gelap malam penuh kesunyian
Lamunan jauh menerawang angkasa
Membukakan pintu-pintu mimpi
Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa
Bias keremangan memudarkan kasih
Memutar hati menguak arti ilusi
Memedarkan beribu warni cahaya
Membayang menjauh dari arah cita
Katak merengek ikut meresah
Menggugah hati kala gelisah
Air hujan menetes berduka
Membasah bumi ikut bersedih
Gema kegundahan kian bertalu
Gemercik air melantun irama nan merdu
Berhembus angin membelai lembut
Gemerisik suara daun menghibur
Membangkit menggugah kalbu
Meliuk menari rumput nan ayu
Melambai perlahan seolah mengajak
Melepas duka menjemput cinta
Merayu bernyanyi kerinduan
Menyongsong esok akan kebahagiaan

Kesendirian

Di kesepian malam aku sendiri
Fikiran menerawang menjelajah angkasa
Ingin rasanya kubuka semua tabir gelap
Sehingga bisa kunikmati indahnya rembulan
Beserta gemerlapnya selaksa bintang

Semilir angin berhembus perlahan-lahan
Seolah tak ingin mengusikku dari lamunan
Pucuk-pucuk daun menari penuh kemesraan
Seakan tiada bosan untuk selalu menghibur
Semua gundah dan keresahan hatiku

Ketika malam semakin larut
Aku sadari akan kesenmdirianku
Semuanya memang penuh ketidakpastian
Kecuali…. Bisa kunikmati sisa hidup ini
Dengan cinta dan kasih sayang
Dimana semuanya serba tulus
Dimana semuanya serba ikhlas
Dimana semuanya penuh kerelaan
Tanpa pamrih dan pengharapan


Pernahkah kau dengar sebuah kisah Di bawah gemerlap mati hidupnya tujuh purnama? Seonggok jiwa tua berbicara dalam kebisuannya Menghitung sisa hari yang masih dimilikinya Pada penghujung hari yang dinantikan Di kala jiwa tua ini telah lelah berkelana Dan tak lagi benderang maupun rupawan Hanya sunyi yang mampu ia bawa ke alam baka Perlahan sang jiwa tua itu hidup lagi Dalam hausnya ia berkelana Membawa beban sepanjang hidup barunya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi unta Jika memang kebodohan menjadi alasanmu untuk memikul beban? Apakah ketidakpastian menjadi sebuah tuntutan akan langkahmu? Dan jika kematian lagi-lagi akan menghampirimu Sanggupkah engkau menghapuskan derita dalam kesendirianmu? Dan sekali lagi jiwa tua itu harus mati Tidak ada lagi belengguh yang harus ia pikul Hanya kebebasan yang terdapat dalam aumannya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi singa Tak ada lagi sakit dan derita yang mampu kau rasa Semua lawanmu telah habis kau bunuh satu per satu Dan memang jika waktunya harus tiba Engkau siap membunuh sang naga perkasa Dalam pertarungan terakhir kemenangan telah kau raih Namun ajal mampu mengabadikan namamu Jiwa tua dirimu telah terbebas dari segala bentuk takhayul Mengalami pemuluran dan hidup dalam keabadian sebagai seorang anak kecil Tiada lagi afirmasi kudus maupun fana yang harus kau mengerti Yang ada hanyalah proses pelupaan tanpa harus mengingat apapun Jika kematian tak lagi dapat menemuimu dan mengakhirimu Abadilah engkau dalam keesaan ningrat itu

link : http://www.puisipendek.net/metamorfosis-jiwa-tua.html

Pernahkah kau dengar sebuah kisah Di bawah gemerlap mati hidupnya tujuh purnama? Seonggok jiwa tua berbicara dalam kebisuannya Menghitung sisa hari yang masih dimilikinya Pada penghujung hari yang dinantikan Di kala jiwa tua ini telah lelah berkelana Dan tak lagi benderang maupun rupawan Hanya sunyi yang mampu ia bawa ke alam baka Perlahan sang jiwa tua itu hidup lagi Dalam hausnya ia berkelana Membawa beban sepanjang hidup barunya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi unta Jika memang kebodohan menjadi alasanmu untuk memikul beban? Apakah ketidakpastian menjadi sebuah tuntutan akan langkahmu? Dan jika kematian lagi-lagi akan menghampirimu Sanggupkah engkau menghapuskan derita dalam kesendirianmu? Dan sekali lagi jiwa tua itu harus mati Tidak ada lagi belengguh yang harus ia pikul Hanya kebebasan yang terdapat dalam aumannya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi singa Tak ada lagi sakit dan derita yang mampu kau rasa Semua lawanmu telah habis kau bunuh satu per satu Dan memang jika waktunya harus tiba Engkau siap membunuh sang naga perkasa Dalam pertarungan terakhir kemenangan telah kau raih Namun ajal mampu mengabadikan namamu Jiwa tua dirimu telah terbebas dari segala bentuk takhayul Mengalami pemuluran dan hidup dalam keabadian sebagai seorang anak kecil Tiada lagi afirmasi kudus maupun fana yang harus kau mengerti Yang ada hanyalah proses pelupaan tanpa harus mengingat apapun Jika kematian tak lagi dapat menemuimu dan mengakhirimu Abadilah engkau dalam keesaan ningrat itu

link : http://www.puisipendek.net/metamorfosis-jiwa-tua.html
 METAMORFOSIS JIWA TUA 

Pernahkah kau dengar sebuah kisah Di bawah gemerlap mati hidupnya tujuh purnama? Seonggok jiwa tua berbicara dalam kebisuannya Menghitung sisa hari yang masih dimilikinya Pada penghujung hari yang dinantikan Di kala jiwa tua ini telah lelah berkelana Dan tak lagi benderang maupun rupawan Hanya sunyi yang mampu ia bawa ke alam baka Perlahan sang jiwa tua itu hidup lagi Dalam hausnya ia berkelana Membawa beban sepanjang hidup barunya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi unta Jika memang kebodohan menjadi alasanmu untuk memikul beban? Apakah ketidakpastian menjadi sebuah tuntutan akan langkahmu? Dan jika kematian lagi-lagi akan menghampirimu Sanggupkah engkau menghapuskan derita dalam kesendirianmu? Dan sekali lagi jiwa tua itu harus mati Tidak ada lagi belengguh yang harus ia pikul Hanya kebebasan yang terdapat dalam aumannya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi singa Tak ada lagi sakit dan derita yang mampu kau rasa Semua lawanmu telah habis kau bunuh satu per satu Dan memang jika waktunya harus tiba Engkau siap membunuh sang naga perkasa Dalam pertarungan terakhir kemenangan telah kau raih Namun ajal mampu mengabadikan namamu Jiwa tua dirimu telah terbebas dari segala bentuk takhayul Mengalami pemuluran dan hidup dalam keabadian sebagai seorang anak kecil Tiada lagi afirmasi kudus maupun fana yang harus kau mengerti Yang ada hanyalah proses pelupaan tanpa harus mengingat apapun Jika kematian tak lagi dapat menemuimu dan mengakhirimu Abadilah engkau dalam keesaan ningrat itu



POTRET KEHIDUPAN
Oleh Tino Haryela
Dirimu berada dalam lensa kehidupan ku..
penglihatan ku hanya terfokus padamu…
hingga di keramaian terlihat blur….
dan hanya dirimu yang ingin ku shoot…
Aku mencoba untuk zoom diri mu..
hingga ku dapat kan potret dirimu..
namun apa ang ter terjadi saat ku shoot diri mu..
blitz hati ini bercahaya dengan silau…
Ku simpan foto mu dalam hidup ku..
dan ku bingkai dengan indah fose dirimu…
ku rangkai dirimu dalam album kenangan ku…
karena album ku adalah cerita hidupku…


 PAHITNYA HIDUP
Oleh Yani
Pahit getirnya hidup telah banyak ku lalui
dalam setiap hembusan nafas dan deraian air mata
semua itu telah melukiskan luka tersendiri
dalam satu ruang di hati ini
Kecewa, sakit, menahan setiap luka
goresan itu telah melukai batin yang sudah cukup tersiksa ini
dan semakin lama membuatku makin sakit dan sakit
kini aku telah di rambah oleh keterasingan hidup dan kesengsaraannya
semangatku tlah patah
senyumanku tlah pudar
karena aku tlah terjerat dalam sbuah kehidupan yang semu
Aku terjatuh di sbuah jurang kgelapan
tersesat dalam jalan tak brujung dan
tenggelam di tengah lautan tak bertepi
Dingin dan sunyinya malam slalu menyudutkanku dalam tangis
manis pahitnya hdup mmbwtku bimbang dan resah
aku bener-benar terpuruk dalam keterprukan yang panjang
ksedihan mmnhi stiap anganku
fikiranku di penuhi awan mendung yang gelap
smakin lama smakin ku ingin menjauh, pergi, dan lari
membawa setiap luka dan rasa kecewa
namun aku tak mau terlalu lama di jajah oleh rasa pilu
karena rasa itu telah menghancurkan harapan ni
Aku telah di dera oleh dinginnya angin malam
yank menusuk ragaku
aku di landa ketakutan kegelapan yang mencekam
Kini aku benar-benar mrasakan pahitnya hidup
sendiri dlam sbuah kterasingan
yang menghdiekan sjuta luka kalbu
Setiap ku mencoba tuk berdiri
aku slalu di dudukkan oleh byangan dunia kegelapan
byangan itu slalu melayang-melayang di benak ni
mengiringi stiap pijakan alngkah kaki dan detak jantung
Aku lemah langkahku gontai
merasakan tabir kehidupan ni
alunan nada sendu selalu berdengung-dengung di pendengaranku
tatapan kebencian selalu membayangiku dlm tangis
Kesunyian, hesendirian, dan kesedihanki
telah menggagalkanku dalam mengarungi hdup ini
aku kehilangan……………


Aku dan Ruh
Lepaskan wahai jiwa yang tak bertuan
Di antara jejaring nafsu yang mencengkram
Dalam nikmat dan dosa
Mana yang kau pilih wahai Ruh?
Bukankah engkau adalah tiupan Tuhan
Di dalam sebongkah tanah yang kusam
Lalu mencipta menjadi manusia perusak
Dan lalu engkau kemana wahai Ruh?
Engkau bukan seperti hijau untuk dedaunan
Bukan panas untuk kobaran api
Bukan pula dingin untuk bekuan es
Engkau lebi dari nyawa,
Engkau adalah pembimbing diri sendiri
Aku yang menunjukan pada ke-Aku-anku
Sejenak mari kita renungkan wahai Ruh
Seberapa kotor diri kita
Sehingga lisan pun begitu hina
Mata terasa penuh dosa
Tangan terjerat banyak salah
Dan kaki terasa selalu tersesat
Lalu akankah AKu akan kubawa kedalam kenistaan?



Metamorfosis Jiwa Tua Oleh Jayanto Halim Tjoa 26 November 2017 Pernahkah kau dengar sebuah kisah Di bawah gemerlap mati hidupnya tujuh purnama? Seonggok jiwa tua berbicara dalam kebisuannya Menghitung sisa hari yang masih dimilikinya Pada penghujung hari yang dinantikan Di kala jiwa tua ini telah lelah berkelana Dan tak lagi benderang maupun rupawan Hanya sunyi yang mampu ia bawa ke alam baka Perlahan sang jiwa tua itu hidup lagi Dalam hausnya ia berkelana Membawa beban sepanjang hidup barunya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi unta Jika memang kebodohan menjadi alasanmu untuk memikul beban? Apakah ketidakpastian menjadi sebuah tuntutan akan langkahmu? Dan jika kematian lagi-lagi akan menghampirimu Sanggupkah engkau menghapuskan derita dalam kesendirianmu? Dan sekali lagi jiwa tua itu harus mati Tidak ada lagi belengguh yang harus ia pikul Hanya kebebasan yang terdapat dalam aumannya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi singa Tak ada lagi sakit dan derita yang mampu kau rasa Semua lawanmu telah habis kau bunuh satu per satu Dan memang jika waktunya harus tiba Engkau siap membunuh sang naga perkasa Dalam pertarungan terakhir kemenangan telah kau raih Namun ajal mampu mengabadikan namamu Jiwa tua dirimu telah terbebas dari segala bentuk takhayul Mengalami pemuluran dan hidup dalam keabadian sebagai seorang anak kecil Tiada lagi afirmasi kudus maupun fana yang harus kau mengerti Yang ada hanyalah proses pelupaan tanpa harus mengingat apapun Jika kematian tak lagi dapat menemuimu dan mengakhirimu Abadilah engkau dalam keesaan ningrat itu

link : http://www.puisipendek.net/metamorfosis-jiwa-tua.html
Metamorfosis Jiwa Tua Oleh Jayanto Halim Tjoa 26 November 2017 Pernahkah kau dengar sebuah kisah Di bawah gemerlap mati hidupnya tujuh purnama? Seonggok jiwa tua berbicara dalam kebisuannya Menghitung sisa hari yang masih dimilikinya Pada penghujung hari yang dinantikan Di kala jiwa tua ini telah lelah berkelana Dan tak lagi benderang maupun rupawan Hanya sunyi yang mampu ia bawa ke alam baka Perlahan sang jiwa tua itu hidup lagi Dalam hausnya ia berkelana Membawa beban sepanjang hidup barunya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi unta Jika memang kebodohan menjadi alasanmu untuk memikul beban? Apakah ketidakpastian menjadi sebuah tuntutan akan langkahmu? Dan jika kematian lagi-lagi akan menghampirimu Sanggupkah engkau menghapuskan derita dalam kesendirianmu? Dan sekali lagi jiwa tua itu harus mati Tidak ada lagi belengguh yang harus ia pikul Hanya kebebasan yang terdapat dalam aumannya Oh jiwa tua bertransformasilah engkau menjadi singa Tak ada lagi sakit dan derita yang mampu kau rasa Semua lawanmu telah habis kau bunuh satu per satu Dan memang jika waktunya harus tiba Engkau siap membunuh sang naga perkasa Dalam pertarungan terakhir kemenangan telah kau raih Namun ajal mampu mengabadikan namamu Jiwa tua dirimu telah terbebas dari segala bentuk takhayul Mengalami pemuluran dan hidup dalam keabadian sebagai seorang anak kecil Tiada lagi afirmasi kudus maupun fana yang harus kau mengerti Yang ada hanyalah proses pelupaan tanpa harus mengingat apapun Jika kematian tak lagi dapat menemuimu dan mengakhirimu Abadilah engkau dalam keesaan ningrat itu

link : http://www.puisipendek.net/metamorfosis-jiwa-tua.html


























































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CONTOH ARANSEMEN LAGU ( LOVE SCENARIO- IKON )

MERAIH MIMPI ( IKON- LOVE SCENARIO ) Kita Bersama Meraih Mimpi Terus Berjuang Tiada Henti Sperti Melodrama Indah Akhirny...