Senin, 12 Februari 2018

B.J. Habibie berkarya lagi


Kebanggaan B.J. Habibie dan Beberapa Rancangan Pesawat Habibie yang Mendunia


Related image


Presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie kini telah memasuki usia senja, 78 Tahun. Namun di usia senjanya, ia tetap membuat inovasi-inovasi baru di dunia dirgantara. Salah satu inovasinya adalah Pesawat R80, yang ia konsep dan dibuat.
Mantan Menteri Riset dan Teknologi (1978-1998) pada kabinet pembangunan 3 hingga 4 itu, berencana membuat suksesor pesawat N250 produksi IPTN yang sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia.
“Saya menyampaikan bahwa Airbus atau Boeing itu bypass rationya 12, makin tinggi bypass ratio makin sedikit konsumsi bahan bakar dan lebih cepat, ini (R80) bypass rationya 40, kami perhitungkan pesawat terbang ini sasarannya lebih sedkit 30 persen (penggunaan bahan bakar),” kata Habibie.
Dikutip dari laman kemenperin.go.id, BJ Habibie mengklaim pesawat ini mampu bersaing dengan boeing 777. Salah satu kelebihan pesawat R80 lebih hemat bahan bakar dan perawatannya terbilang lebih murah.
Produk pesawat dalam negeri, the Regioprope atau R-80 yang digunakan untuk penerbangan antarkota dan pulau. Pemasarannya cukup dari dalam negeri saja, sudah bisa menutup biaya produksi atau break event point (BEP).


Berikut adalah fakta-fakta menarik R80:

1.   Pesawat R80 mampu mengangkut 80-90 penumpang. Pesawat ini juga didesain dengan desain kokpit yang modern dan menjamin kenyamanan penumpang selama mengudara.

2.   Pesawat R80 ini sepenuhnya di kembangkan oleh anak bangsa Indonesia yang desainnya dikerjakan oleh 50 ahli, termasuk dari PT Dirgantara Indonesia.
3.   Kabarnya akan di terbangkan secara perdana dan sekaligus menjajalnya di bandara baru Majalengka pada tahun 2018 tepatnya di bulan Agustus. Kemungkinan besar di Bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat.

4.   Sudah ada peminat di pasaran. Terdapat kurang lebih 3 maskapai penerbangan yang sudah menandatangani LOI (Letter of Intent) pembelian pesawat R80. Ketiga maskapai tersebut diantaranya Nam Air(Group Sriwijaya) dan Kalstar Aviation.
Hingga kini harga pesawat R80 belum dipastikan oleh BJ Habibie.

Berikut adalah berita mengenai teknologi dan pendanaan untuk pesawat terbaru karya B.J Habibie yang diberi nama R80. 


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho mengungkapkan, pesawat rancangan Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie R80 akan menggunakan teknologi terkini yang bisa memberikan kenyamanan kepada penumpang.
"Kami akan memggunakan teknologi yang memaksimalkan produktivitas, dan meminimalkan biaya operasi, dan memaksimalkan kenyamanan baik untuk pilot maupun orang atau penumpang," ujar Agung di kediaman BJ Habibie, Patra Kuningan, Kamis (28/9/2017).
Salah satunya adalah teknologi yang mampu meminimalisir suara kebisingan yang dihasilkan oleh baling-baling pada sisi kanan dan kiri sayap pesawat R80.
"Kami juga pakai teknologi yang membuat penumpang nyaman, jadi misalnya kebisingan akan kami atasi dengan active noise jadi bisingnya akan sangat rendah," paparnya.
(Baca: BJ Habibie Ajak Masyarakat Sumbang Dana untuk Pengembangan Pesawat R80)

Namun demikian, Agung menegaskan, pihaknya tidak akan menggunakan teknologi yang sedang dikembangkan dalam artian coba-coba.
Menurutnya, dengan menggunakan teknologi yang sudah terbukti akan memberikan kemudahan dalam hal perawatan, perbaikan, maupun ketersediaan suku cadang onderdil pesawat.
"Tentunya kami menggunakan teknologi yang sudah terbukti bukan teknologi yang sedang dalam percobaan, jadi supaya ada produk support, ada kepastian," jelasnya.
Selain itu, untuk ruang kemudi pesawat R80 juga akan menggunakan teknologi yang lebih memudahkan pilot dalam bekerja, termasuk menggunakan peralatan navigasi maupun radar yang tidak ketinggalan zaman hingga puluhan tahun mendatang.
"Sistem kendali kami juga akan pakai fly by wire untuk memudahkan pilot bekerja, avionic kami gunakan jenis-jenis yang bisa digunakan sistem navigasi udara pada 2020 keatas jadi kami buat pesawat itu lebih aman, lebih nyaman, lebih gampang dipelihara, sehingga itu bisa menjadi alat kerja bagi airline," pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mengajak masyarakat untuk ikut andil dalam proyek pengembangan purwarupa (prototype) pesawat rancangannya yakni R80 melalui skema penggalangan dana.
PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan perusahaan bentukan BJ Habibie bersama putranya Ilham Habibie, telah menjalin kerja sama dengan situs penggalangan dana melalui internet atau crowdfunding yakni Kitabisa.com.
Sebagai informasi, rencananya, prototype pesawat R80 akan diujiterbangkan pada tahun 2020 mendatang.
Setelah melewati tahapan proses sertifikasi, R80 baru akan diproduksi secara massal pada tahun 2025 dalam melayani penerbangan jarak pendek-menengah.
Hingga saat ini sudah ada beberapa maskapai dalam negeri yang menyatakan minatnya untuk menggunakan pesawat R80 rancamgan BJ Habibie.
Adapun maskapai tersebut, antara lain Kalstar, Nam Air, Trigana Air, dan Aviastar dengan total 155 unit.
Berdasarkan data Kitabisa.com, untuk sementara sudah ada 1.704 donatur yang ikut memberikan donasinya dengan jumlah dana yang terkumpul mencapai Rp 499.264.387.


Liputan6.com, Jakarta - PT Regio Aviasi Industri (RAI) akan segera memproduksi pesawat R80 yang merupakan rancangan Mantan Presiden RI BJ Habibie. Kendati belum dibuat, pesawat ini telah kebanjiran pesanan.
Komisaris RAI Ilham Habibie mengatakan, sebanyak 4 maskapai telah menyatakan minat atau meneken letter of interest (LOI)  pembelian pesawat tersebut. Total pernyataan minat mencapai 155 pesawat.
"Sriwijaya dengan anak usahanya 100, 25 Trigana, 20 Kalstar, 10 Aviastars," kata dia di Grand Hyatt Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Ilham mengatakan, pihaknya akan fokus dahulu menggarap pasar dalam negeri. Dia menuturkan, Indonesia merupakan pasar terbesar untuk pesawat jenis R80.

"Kita mulai dulu Indonesia, karena itu pasar besar, China pun kalah dari Indonesia. Karena ini beda, pesawat baling-baling, jarak pendek," ungkap dia.
Dia menerangkan, protipe untuk pesawat R80 akan dibuat mulai tahun ini. Kemudian, pesawat akan terbang perdana pada 2021. Lalu, pesawat akan produksi massal tahun 2022 untuk memenuhi order tersebut.
Pesawat R80 sendiri telah masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Dia berharap, adanya dukungan pemerintah dalam proyek ini. "Secara resmi bagian daftar proyek strategi nasional, sekarang bagaimana, kita didukung seperti apa," ujar dia.

 Berikut adalah hasil wawancara B.J Habibie dalam berjuang merintis pembuatan pesawat terbarunya.
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan pembuat pesawat terbang milik Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie, Regio Aviasi Industri (RAI), berencana membuat pesawat terbang jenis R80 untuk penerbangan perintis jarak pendek dan menengah.
Proyek tersebut masuk dalam salah satu proyek strategis nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional.
Uniknya, untuk mewujudkan pembuatan prototipe R80, RAI mengajak masyarakat berpartisipasi dalam bentuk sumbangan dana atau crowdfunding melalui platform Kitabisa.com.
Customer Engineer RAI, Satrio Aditomo mengatakan, selain untuk mencari dana pembuatan prototipe, inisiatif crowdfunding juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik atas upaya pemerintah membuat pesawat buatan dalam negeri.
"Untuk membangun prototipe pesawat itu cukup besar dananya. Maka kami harus cari sumber dana," kata Satrio saat ditemui di acara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Habibie Festival 2017 JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2017).
"Pemerintah sendiri sudah mendukung sejauh regulasi dan menyediakan fasilitas pengujian yang bisa digunakan. Tentu ada juga partnership dengan PT Dirgantara Indonesia," ujar dia.
Satrio melanjutkan, crowdfunding dilakukan juga sebagai bentuk kampanye agar masyarakat tahun mengenai upaya pembangunan industri dirgantara nasional.
"Kita juga perlu memunculkan public awareness, dengan harapan dari situ banyak orang tahu upaya pemerintah membangun industri pesawat terbang dalam negeri," tuturnya.
Satrio menjelaskan, untuk membangun prototipe pesawat terbang berkapasitas 80 sampai 90 orang itu dibutuhkan dana sekitar Rp 200 miliar. Rencananya, prototipe akan diujiterbangkan atau first-flight pada 2022.
Kemudian, setelah melewati proses sertifikasi, R80 akan diproduksi secara massal pada 2025 dan akan melayani penerbangan jarak pendek-menengah.
Menurut Satrio, saat ini sudah ada 155 unit R80 yang dipesan oleh lima maskapai penerbangan lokal, yakni NAM Air sebanyak 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit.
"Ya mereka sudah menyatakan tertarik untuk beli jika pesawat ini sudah ada," kata Satrio.
 Terinspirasi Aceh
Secara terpisah, Fahri dari Kitabisa.com menuturkan, crowdfunding untuk membuat pesawat R80 ini terinspirasi dari pembelian Dakota RI-001 Seulawah.
Pesawat tersebut merupakan pesawat angkut pertama milik Indonesia yang dibeli dari dari sumbangan masyarakat Aceh.
"Jika dulu kita patungan beli pesawat dari luar negeri, saat ini kita berkesempatan patungan untuk bikin pesawat sendiri," ujar Fahri.
Masyarakat yang berminat menyumbang bisa memberikan dukungan minimal sebesar Rp 100 Ribu. Sebagai timbal balik, foto donatur akan dipajang di badan pesawat R80.
Sebelumnya, Habibie sempat memperkenalkan rancangan R80 kepada Presiden Joko Widodo. Untuk membuat pesawat ini, Habibie meminta bantuan kepada Presiden Jokowi.
(Baca: Habibie Minta Jokowi Bantu Produksi Pesawat R80)
"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang dalam arti mengatakan 'silakan' karena industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama," ujar Habibie kepada Jokowi saat pameran National Innovation Forum 2015 di Puspiptek, Serpong, Tangerang, Senin (13/4/2015).
Menanggapi permintaan Habibie ini, Jokowi menyatakan siap membantu.
"Ya, ini seharusnya mendapat perhatian menjadi proyek nasional," ucap dia.

Berita lain mengenai pesawat R80 
 
Pesawat R80 mampu mengangkut 80-90 penumpang. Pesawat ini juga memiliki desain kokpit yang modern dan menjamin kenyamanan penumpang selama mengudara.

Pesawat ini memiliki dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 30,5 meter dan tinggi 8,5 meter.

Pesawat R80 mampu melesat hingga 330 knots atau sekitar 611 km per jam. Sedangkan kecepatan ekonomisnya mencapai 290 knots atau sekitar 537 km per jam. Dalam sekali terbang, pesawat ini mampu menjangkau 1.480 km.

Pesawat R80 dibuat dengan tujuan mempermudah konektivitas dari satu tempat ke tempat lain di negara dengan bentuk kepulauan. Pesawat ini juga dilengkapi dengan teknologi fly by wire, yaitu sebuah sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.

"Kita menggunakan teknologi fly by wire. Jadi teknologi pengendalian semua kontrol menggunakan komputer," ujar Satrio.

Sedikitnya sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang kepincut pesawat ini, antara lain NAM Air-anak perusahaan Sriwijaya Air yang memesan 50 pesawat, Kalstar Aviation memesan 15 pesawat, dan Trigana Air Services memesan sebanyak 10 pesawat, dan Aviastar 5 pesawat. (ara/wdl)


Pesawat R80 Mulai Dibuat Tahun Depan, Rampung di 2021

Pesawat R80 Mulai Dibuat Tahun Depan, Rampung di 2021 Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance
Jakarta - Pesawat R80 akan mulai dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) tahun depan. Hal ini seiring sudah masuknya pesawat R80 ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Perpres Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional.

"Kita bicara purwarupa Insya Allah tahun depan, bukan serial. Purwarupa itu prototipe," kata Komisaris RAI Ilham Habibie di Perpustakaan Habibie Ainun, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2017).

Pengembangan prototipe pesawat R80 membutuhkan dana investasi sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun. "US$ 1 miliar pengembangan menuju prototipe," tutur Ilham.

Jika pengembangan prototipe pesawat R80 dimulai tahun depan, maka diperkirakan selesai di 2021 mendatang. Selanjutnya, pesawat R80 masih perlu dilakukan uji terbang yang memakan waktu 1-2 tahun, sehingga bisa diproduksi massal di 2023 mendatang
"Kalau mulai tahun depan, selesai purwarupa 2021 dan setelah itu masih ada uji terbang masih makan waktu 1-2 tahun. Paling cepat di pasar 2023," kata Ilham.
Ilham menambahkan, dalam pengembangan pesawat R80 akan menggandeng BUMN, yaitu PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

"Kalau PTDI mitra kami, saat ini belum secara tertulis. Tapi ada keinginan kami bermitra dengan PTDI. (hns/hns)

Pesan tersirat yang dapat kita ambil dari pernyataan serta artikel di atas adalah : 
   " Tidak peduli berapapun usia kita sekarang tapi yang harus kita pedulikan adalah mimpi kita yang ingin kita wujudkan. Tidak penting juga sekarang kamu berada di mana tapi yang terpenting adalah teruslah berkarya di manapun kamu berada". Untuk itulah kita harus lebih semangat dalam mengapai mimpi kita selagi tuhan masih memberi kita umur untuk mewujudkannya.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CONTOH ARANSEMEN LAGU ( LOVE SCENARIO- IKON )

MERAIH MIMPI ( IKON- LOVE SCENARIO ) Kita Bersama Meraih Mimpi Terus Berjuang Tiada Henti Sperti Melodrama Indah Akhirny...