Literasi Online
Harapan
Sepasang suami isteri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat
itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan cukup terang untuk menerangi
dagangan mereka.
Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan berlalu-lalang kendaraan dan langkah-langkah cepat.
Siapa pula tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan.
Kaos anak warna-warni, setangan sebungkus tiga, rok kecil, dan entah apalagi.
“Wahai suami isteri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli
dagangan itu. Bagaimana kalian bias menjajakan barang di keremangan dan
keriuhan seperti ini?”
“Kami tak kehilangan harapan”, begitu jawabnya.
“Itulah satu-satunya kekuatan kami. Kami tak tahu apa dan bagaimana
membesarkan usaha ini, namun kami tahu harapan takkan pernah
meninggalkan mereka yang menggenggamnya.”
Pesan : Berterimakasihlah pada orang-orang kecil yang memberikan teladan dan menebarkan harapan perbaikan hidup pada kita. Mereka tiang penyangga yang menahan langit dari keruntuhan. Mereka peredup terik mentari kehidupan yang ada kalanya terasa panas membakar.
Tanggapan dan Kesimpulan :
Saya menyukai cerita ini karena dengan adanya cerita yang dibuat ini kita bisa berfikir dan merenungkan bahwa tidak semua yang kita berpendapat bahwa itu hanya sesuatu yang kecil bagi kita tidak sekecil anggapan untuk orang lain bahkan itu bisa jadi sesuatu yang besar bagi orang lain. Untuk kita sebaiknya kita harus bersyukur karena tidak semua yang kita miliki orang lain juga memilikinya juga jangan pernah untuk meremehkan sesuatu hal walaupun itu kelihatannya hanya sepele namun bisa juga menimbulkan sesuatu yang besar.
Arti Sebuah Kesempurnaan

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan
pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula
untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya.
Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani
yang memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki
tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini
salah satu anaknya tapi bingung; mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si
Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama.
Ketika pulang, ia berkata kepada bapak Petani, “Anak pertama bapak
memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari
jempol kanan.”
Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia
berkata, “Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat
kecil yaitu agak juling.”
Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan
gembira mendatangi Petani dan berkata,”inilah yang saya cari-cari. Ia
benar-benar sempurna.”
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan
bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki
menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu
kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani
dan bertanya “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak? Anak bapak cantik
dan saya tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?”
Petani menjawab, “Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan. Waktu itu Ia sudah hamil duluan…..”
Pesan : Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.
Tanggapan dan Kesimpulan :
Saya sangat suka dan terinspirasi dari cerita ini karena pada cerita tersebut mengajarkan kepada kita bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Untuk itu seharusnya kita lebih sadar untuk selalu bersyukur yaitu dengan cara meningkatkan atau mengembangkan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan kita. Serta apapun yang tuhan berikan kepada kita, kita harus bisa menerimanya walaupun terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan karena itu adalah sebuah petunjuk bahwa ia memiliki sesuatu yang lebih baik untuk kita.


Siip inspiratif banget ... suksed for u
BalasHapus